BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Absorbsi
pada lambung umumnya sangat rendah karena mukosa lambung dilapisi oleh sel –
sel mukosa yang sangat resisten yang mensekresi mukus yang sangat kental dan
lekat dan mukosa lambung mempunyai sambungan yang sangat rapat antara sel – sel
epitel yang berdekatan, dua hal tersebut ditambah dengan hambatan-hambatan
absorbsi lambung yang lain di sebut sawar lambung, dan beberapa bahan makanan
dan minuman seperti alkohol, aspirin dapat
merusak sawar mukosa pelindung lambung yaitu mukosa lambung dan sambungan
gaster yang rapat diantara sel pelapis lambung terdapat sebuah kelenjar gastrin
yaitu di fundus, selain itu ada sel G terletak didaerah pylorus lambung yang
memproduksi hormon gastrin.
Gastritis
merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Prevalensi
penyakit gastritis lebih banyak di temui di negara yang sedang berkembang di
banding dengan negara maju. Penelitian di mahasiswi di Surabaya di peroleh
bahwa dari 100 mahasiswi yang di teliti ternyata diketahui ada 66% mahasiswi
yang terkena gastritis. Keseimbangan faktor agresif dan defensif lambung dapat
menyebabkan terjadinya gastritis. Salah satu faktor yang berhubungan dengan
terjadinya gastritis adalah karakteristik responden, kebiasaan makan dan minum
serta pemakaian NSAID.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Agar
dapat menerapkan asuhan keperawatan gastritis dalam praktek keperawatan.
2. Tujuan khusus
1. Agar dapat menerapkan pengkajian
asuhan keperawatan gastritis dengan benar.
2. Agar dapat menerapkan diagnosa
keperawatan gastritis dengan benar.
3. Agar dapat menerapkan intervensi
keperawatan gastritis dengan benar.
4. Agar dapat menerapkan evaluasi
keperawatan gastritis dengan benar.
B. SISTIMATIKA PENULISAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Gastritis adalah
peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang apabila
mekanisme protektif mukosa di penuhi dengan bakteri atau bahan iritasi lain
(Reeves. Lockhart, 2001)
Gastritis adalah
suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difusi atau
lokal (Silvia, 1995:251)
Gastritis dapat
dibagi menjadi dua antara lain : (Reeves. Lockhart, 2001)
1. Gastritis akut
Proses peradangan
lambung jangka pendek yang terkait dengan konsumsi agar kimia atau makanan yang
mengganggu dan merusak mukosa gastrik.
2. Gastritis Kronis
Terbagi dalam dua
tipe :
a.
a.
Tipe A mampu menghasilkan imun sendiri, Tipe ini berhubungan dengan atropi dari
kelenjar lambung dan penurunan mukosa, akibat adanya penurunan sekresi gastrik
ini mempengaruhi produksi antibodi yang berlanjut pada anemia pernisiosa.
b. Tipe B : tipe B tidak lazim,
biasanya tipe B ini di kaitkan dengan infeksi bakteri Helicobacter pylori yang
menimbulkan ulkus pada dinding lambung yang sering terjadi dengan karakteristik
adanya anoreksia, rasa penuh dan tidak enak pada epigastrium, mual dan muntah
yang penyebabnya sering tidak diketahui (Long ; C. B, 1995).
B. ETIOLOGI
Gastritis dapat
timbul tanpa diketahui penyebabnya.
Penyebab yang sering
dijumpai ialah :
1. Obat analgetik – anti inflamasi
terutama aspirin. Aspirin dalam dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi
mukosa lambung
2. Bahan kimia misalnya lisol
3. Merokok
4. Alkohol
5. Stres fisis yang disebabkan oleh
luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan gagal, pernafasan, gagal ginjal,
kerusakan susunan saraf pusat.
6. Refleksi usus lambung
C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Inayah. I.
2004, manifestasi klinik dari gastritis adalah :
1. Gastritis akut : muntah darah,
nyeri epigastrium, nausea dan rasa ingin muntah, nyeri tekan yang ringan pada
epigastrium.
2. Gastritis kronik : nyeri ulu
hati, anoreksia, nausea, nyeri seperti ulkus peptik, anemia, nyeri tekan
epigastrium, cairan lambung terganggu, kadar gastrin serum tinggi (Inayah. I,
2004)
D. PATOFISIOLOGI
Absorbsi pada
lambung umumnya sangat rendah karena mukosa lambung dilapisi oleh sel – sel
mukosa yang sangat resisten yang mensekresi mukus yang sangat kental dan lekat
dan mukosa lambung mempunyai sambungan yang sangat rapat antara sel – sel
epitel yang berdekatan, dua hal tersebut ditambah dengan hambatan-hambatan
absorbsi lambung yang lain di sebut sawar lambung, dan beberapa bahan makanan
dan minuman seperti alkohol, aspirin
dapat merusak sawar mukosa pelindung lambung yaitu mukosa lambung dan sambungan
gaster yang rapat diantara sel pelapis lambung terdapat sebuah kelenjar gastrin
yaitu di fundus, selain itu ada sel G terletak didaerah pylorus lambung yang
memproduksi hormon gastrin. Gastrin merangsang kelenjar gastrin untuk
menghasilkan asam hidroklorida dan pepsinogen, substansi lain yang juga
disekresi oleh lambung adalah beberapa enzim dari berbagai elektrolit terutama
ion natrium, kalium dan klorida.
(Silvia
Price, 1995)
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Inayah. I,
2004, Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada gastritis akut dan kronis
adalah sama antara lain :
1. Endoskopi
Pemeriksaan bagian
dalam sesuatu alat memakai endoskop
2. Histopologi biopsi mukosa
lambung
Pengambilan
jaringan dari penderita secara bedah untuk pemeriksaan mikroskopik
3. Radiologi dengan konsep ganda
Ilmu tentang
energi dan zat-zat radioaktif khususnya cabang ilmu kedokteran yang menggunakan
energi radioaktif dalam diagnosis dan pengobatan penyakit
F. KOMPLIKASI
Pendarahan saluran
cerna bagian atas (SCBA) berupa hematomesis dan melena, dapat berakhir sebagai
syok hemoragik (FKUI, 2000 : 493)
Jika dibiarkan tidak
terawat, gastritis akan dapat menyebabkan peptic ulcers dan
pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat
meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara
terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding
lambung.
Kebanyakan kanker
lambung adalah adenocarcinomas, yang bermula pada sel-sel kelenjar dalam
mukosa. Adenocarcinomas tipe 1 biasanya terjadi akibat infeksi H.
pylori. Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H. pylori
adalah MALT (mucosa associated lymphoid tissue) lymphomas, kanker
ini berkembang secara perlahan pada jaringan sistem kekebalan pada dinding
lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal.
(http://www.indofarma.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=27&Itemid=125)
G. PENATALAKSANAAN
Menurut inayah, I
(2004 : 56) penatalaksanaan gastritis akut dan kronik antara lain :
1. Mengatasi kedaruratan medis yang
terjadi
2. Mengatasi atau menghindari
penyebab apabila dapat dijumpai
3. Pemberian obat – obatan H2
blocking antacid atau obat – obat ulkus lambung yang lain
H. FOKUS PENKAJIAN
Pengkajian
dikembangkan dari Smertzer, S.C B,G, 2002 : 1062 ; long, C.B; Lorkhart, R, 2001
: 138 0 antara lain melakukan pengkajian pola fungsional :
1. Aktivitas dan istirahat : keadaan umum lemah,
aktivitas dibantu
2. Sirkulasi : nadi lemah bila muntah berlangsung
terus
3. Eliminasi : kadang terjadi diare kembung
4. Makan /cairan : tidak nafsu makan, mual
haus, penurunan turgor kulit, selaput mukosa kering.
5. Nyeri
/ ketidaknyamanan : nyeri ulu hati terutama sesudah makan
6. Integritas ego : riwayat mudah stress akibat
kerja, keuangan, mudah cemas
7. Neurosensori : Sakit kepala
8. Keamanan : lesu
9. Penyuluhan dan pembelajaran : riwayat minum
alkohol, merokok, pola diet yang sembrono ( makan banyak atau makan tergesa –
gesa, adanya riwayat infeki saluran cerna )
I. PATHWAYS
![]() |
![]() |
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||||
![]() |
|||||||||||
![]() |
|||||||||||
![]() |
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Smelzer, S
C, BG ( 2002 : 1063 ), long C.B ( 1995: 1961 ) boughman, D.C Hockley, J, C,
2001 : 187 – 189 diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada klien gastritis
adalah :
1. Nyeri ( akut ) berhubungan
dengan iritasi mukosa lambung
2. Resiko kekuarangan volume cairan
berhubungan dengan intake cairan
3. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan intake makanan yang kurang sekunder terhadap
anoreksia, mual dan muntah
4. Kurang pengetahuan ( kondisi dan
pengobatan ) berhubungan dengan kurang sumber informasi
K. FOKUS INTERVENSI
1. Nyeri ( akut ) berhubungan
dengan iritasi mukosa lambung
Tujuan : klien
terbebas dari nyeri akut dengan kriteria : melaporkan ketidaknyaman hilang /
terkontrol, mengungkapkan metode yang digunakan untuk mengurangi nyeri, mengikuti
regimen farmakologi yang diresepkan ( Doenges, M.E, 2000 : 45 )
Intervensi :
a.
Kaji
tingkat nyeri dan kenyamanan setelah penggunaan obat
b. Pertahankan tirah baring selama
fase akut
c. Berikan tindakan non
farmakologis untuk mengurangi sakit kepala : kompres dingin pada dahi, pijat
punggung, leher, tenang, redupkan lampu kamar, teknik relaksasi
d. Hindari aktivitas yang dapat
menimbulkan vasokonstriksi pembuluh darah misalnya: mengejan saat BAB, batuk
yang panjang membungkuk
e. Bantu pasien ambulasi sesuai
kebutuhan
f. Sarankan pasien untuk
menghindari zat pengiritasi seperti alkohol asap rokok
g. Sarankan pasien untuk
menghindari makanan dan minuman yang mengiritasi mukosa lambung
h. Berikan cairan, makanan lunak,
perawatan mulut
i.
Berikan
pengobatan sesuai indikasi ( analgetik )
(
Doenges, ME, 2000 : 46 )
2. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan intake makanan yang kurang sekunder terhadap
anoreksia, mual dan muntah. Tujuan : tidak terjadi kekurangan nutrisi dengan
kriteria : BB stabil, diare terhenti, makanan yang disediakan habis (Wahidi,
Kr. Aryati Y, 1993 : 59)
Intervensi :
a. Kaji makan kesukaan dan tidak
sukai, kesulitan menelan adanya mual muntah
b. Anjurkan pasian bedrest total
c. Berikan tindakan kenyamanan
seperti oral hygiene
d. Untuk gastritis akut selama
beberapa jam atau hari hindari pemberian makanan lewat mulut sampai keluhan
berkurang
e. Berikan es batu setelah gejala
mereda kemudian diikuti dengan air putih
f. Hindari minuman berkafein dan
berkarbonat, hindari asap rokok
g. Berikan makan porsi kecil tapi
sering dalam keadaan hangat sesuai diit
h. Timbang BB tiap hari
i.
Pantau
nilai albumin serum
3. Resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan intake cairan yang kurang
dan output cairan yang berlebihan sekunder terhadap muntah.
Tujuan :
kekurangan volume cairan teratasi dengan kriteria : turgor kulit baik, intake
dan output seimbang, diare berhenti, kadar elektrolit dalam batas normal,
mukosa lembab, haluaran urine sesuai warna urine tidak pekat, vital sign dalam
batas normal ( Turker, S.M, 1997)
Intervensi:
a. Observasi mual, muntah – muntah
diare ( catat frekuensi – frekuensi konsistensi cairan )
b. Monitor input dan output cairan
setiap hari
c. Monitor vital sign setiap 4 jam
d. Pertahankan hidrasi 2-6 liter
perhari
e. Pantau tetesan infus
f. Pantau tanda dehidrasi dan
elektrolit serum
g. Timbang BB tiap hari
h. Kolaborasi pemberian cairan
parenteral
4. Kurang pengetahuan (kondisi&
pengobatan) berhubungan dengan
kurang sumber informasi
Tujuan : klien
menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan tindakan dengan kriteris
mampu mengidentifikasi hubungan atau gejala yang ada dari proses penyakit dan
menghubungkan faktor penyebab melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi
dalam program pengobatan
Intervensi :
a.
Jelaskan
penjelasan dokter tentang proses penyakit
b.
Sarankan
pada klien keluarga menanyakan hal – hal yang tidak di pahami tentang
penyakitnya
c.
Kaji
efek bahaya merokok dan nasehatkan untuk menghentikannya
d. Kejelasan tentang diet pasien
e.
Jelaskan
makanan yang harus dihindari
BAB
III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Gastritis
adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang
apabila mekanisme protektif mukosa di penuhi dengan bakteri atau bahan iritasi
lain (Reeves. Lockhart, 2001)
Absorbsi
pada lambung umumnya sangat rendah karena mukosa lambung dilapisi oleh sel –
sel mukosa yang sangat resisten yang mensekresi mukus yang sangat kental dan
lekat dan mukosa lambung mempunyai sambungan yang sangat rapat antara sel – sel
epitel yang berdekatan, dua hal tersebut ditambah dengan hambatan-hambatan
absorbsi lambung yang lain di sebut sawar lambung, dan beberapa bahan makanan
dan minuman seperti alkohol, aspirin
dapat merusak sawar mukosa pelindung lambung yaitu mukosa lambung dan sambungan
gaster yang rapat diantara sel pelapis lambung terdapat sebuah kelenjar gastrin
yaitu di fundus, selain itu ada sel G terletak didaerah pylorus lambung yang
memproduksi hormon gastrin.
B. SARAN
Setelah membaca dan memahami konsep dasar
pada asuhan keperawatan gastritis, diharapkan kepada mahasiswa/i khususnya Akper Krida Husada dapat
melakukan dan melaksanakan perencanaan dengan profesional pada pasien dengan gastritis
dan juga bagi setiap orang dapat menghindari penyakit gastritis dengan selalu
menjaga dan membiasakan pola hidup sehat.
DAFTAR
PUSTAKA
Doenges,
E. Marillyn.1999. Rencana Asuhan
Keperawatan,Alih bahasa: I made kariasi edisi 3, Penerbit EGC, Jakarta.
Hadi,
Sujono, 1999, Gastroentrologi,
Penerbit Alumni, Jakarta.
Price,
Sylvia A. Wilson, L. M. 1994, Patofisiologi
Konsep Proses Penyakit, edisi 4, Alih Bahasa Peter Anugrah. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Underwood,
J. C. E., 1996, Patologi Umum dan Sitemik,
edisi 2, EGC, Jakarta
http://www.indofarma.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=27&Itemid=125
Tidak ada komentar:
Posting Komentar