Selasa, 31 Januari 2012

ASKEP PKMD


ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA HONGGOSOCO
DUKUH GERBONGAN KHUSUSNYA DI RW 2
KEC. JEKULO KAB. KUDUS


Pada bab ini diuraikan laporan kegiatan PKL PKMD 2008 dalam bentuk Asuhan Keperawatan Komunitas yang dilaksanakan mahasiswa AKPER Krida Husada Kudus mulai tanggal 10 Maret 2008.

A.          PENGKAJIAN
Dalam pengkajian ini menggunakan konsep keperawatan betty newman mulai pengkajian meliputi pelayanan kesehatan sosial dan keamanan serta transportasi, ekonomi kebijaksanaan pemerintah komunitas, pendidikan dan revolusi.
1.      Pelayanan Kesehatan Sosial :
a.       Fasilitas kesehatan
-          Puskesmas
Terletak di desa Tanjung Rejo Kec. Jekulo
-          Pos Pelayanan Terpadu
Terdapat pada RW. 1 dan RW. 2 dukuh Gerbongan
b.      Pelayanan atau kegiatan sosial
Fasilitas sosial kemasyarakatan yang ada meliputi kegiatan jamiyah nariyah tiap 2 minggu sekali pada malam Jum’at, kegiatan yasinan pada malam kamis, IRMAS (Ikatan Remaja Masjid), kegiatan bola voly, badminton.
c.       Sumber daya
-          Petugas kesehatan
Terdapat 1 bidan desa yang bertempat tinggal di RW.2 dukuh Gerbongan.
-          Sistem pencatatan
Sistem pencatatan Puskesmas dan P tyandu
d.      Kegiatan PKL
-          Jumlah PUS yang hamil 5,61% (17) sedang yang tidak hamil 94,39% (286). Umumnya PUS yang menjadi akseptor KB sebanyak 51,82% (157), drop out 9,57% (29), tidak ikut KB 38,61% (117). Alasan PUS tidak ikut KB di RW.2 dukuh Gerbongan desa Honggosoco pada umumnya takut akibatnya sebanyak 18,80% (22) dilarang agama (-) dilarang suami 19,66% (23), ingin punya anak 41,88% (49), lain-lain 19,66% (23). Porposi alasan akseptor drop out KB disebabkan tidak cocok 62,06% (18) takut akibatnya 10,35% (3), di larang suami (3,45% (1) ingin punya anak 17,24% (5), lain-lain (2). Porposi jenis pemakaian alat kontrasepsi terbanya adalah suntik 82,17% (129), pil 10,83% (17), kontap 3,02% (6), IUD 1,27% (2), kondom 0,64% (1).
-          Porposi usia kehamilan
Di RW.2 dukuh Gerbongan proposi PUS berdasarkan pemeriksaan kehamilan trimester 1 frekuensi 1 kali 60% (  ), 2 kali 30% (3), 3 kali 10% (1), 4 kali tidak ada, belum pernah (-). Proposi kehamilan trimester II frekuensi 1 kali 50% (3), 2 kali 16,67% (1), 2 kali 33,33% (2), 4 kali pemeriksaan tidak ada. Proposi kehamilan trimester III frekuensi 1 kali (-), 2 kali (-), 3 kali (-), 4 kali 100% (1).
-          Proposi persalinan berdasarkan jenis/kategori tenaga penolong oleh dokter 5,88% (1), bidan 94,12% (16), dukun terlatih (-) sedangkan ditolong oleh dokter tidak ada, lain-lain juga tidak ada.
-          Pencatatan imunisasi bayi dan balita proposi imunisasi dasar pada sasaran di RW.2 dukuh Gerbongan yang lengkap 16,29% (19), tidak lengkap 38,31 (12), tidak diimunisasi (-)
-          Proposi status imunisasi TT pada ibu hamil, TT sebanyak 1 kali 17,65% (3), 2 kali 23,53% (4), tidak pernah (-), belum pernah 58,82% (10)
-          Proposi ibu meneteki
·         Proposi ibu meneteki di RW 2 dukuh Gerbongan desa Honggosoco sebesar 83,56% (61)
·         Alasan ibu tidak meneteki bervariasi : di RW 2 dukuh Gerbongan alasan terbanyak adalah ASI tidak keluar sebesar 41,67% (5), lain-lain 33,33% (4), sibuk bekerja 25% (3), papila mamae masuk ke dalam (-), bila meneteki sakit / ibu menderita (-)
-          Berdasarkan usia anak yang disusui proporsi ibu bervariasi. Di RW 2 desa Honggosoco ibu meneteki anaknya pada usia 0-4 bulan sebesar 22,95% (14), 4 bulan – 1 tahun sebesar 37,71% (23), usia 1 tahun-2 tahun 39,34% (24)
-          Penanggulangan masalah kesehatan balita menurut fasilitas pelayanan kesehatan yaitu di Posyandu 7,31% (9), rumah sakit 1,62% Puskesmas 14,63% (18), dokter 4,88% (16), bidan 69,11% (85), lain-lain 2,45% (3).
-          Status gizi balita
Proporsi status gizi balita ada pada garis hijau 88,62% (109), kuning 11,38% (14), merah (-) dan lain-lain (-).
-          Proporsi balita yang berkunjung di Posyandu 123, rata-rata yang berkunjung ke posyandu 92,93% (102), sedang yang tidak berkunjung ke Posyandu sebesar 17,07% (21)
-          Proporsi balita yang ditimbang di posyandu 96,08% (98) dan yang tidak menimbang sebenyak 3,92% (4)
-          Alasan bayi tidak menimbang ke posyandu 96,08% (98) dan yang tidak menimbang sebanyak 3,92% (4)
-          Alasan bayi tidak menimbang ke posyandu berfariasi antara lain kurang informasi 50% (2), malu 50% (2), tidak tahu (-), lain-lain (-).
-          Balita yang tidak ditimbang di posyandu sebanyak 3,92% (4)
-          Kesehatan lansia (100% di desa Honggosoco tidak memiliki KMS) di RW 2 desa Honggosoco lansia yang memanfaatkan sarana kesehatan sebanyak 79,43% (112), sedang yang tidak memanfaatkan sarana kesehatan sebanyak 79,43% (112), sedang yang tidak memanfaatkan 20,51% (29). Penyakit yang banyak diderita lansia di RW 2 desa Honggosoco dimensi sinilis 19,40% (13) Hipertensi 37,31% (25), katarak 4,48% (3), rematik 38,81% (26), DM (-)
-          Kesehatan Keluarga
Dalam penanggulangan masalah kesehatan keluarga telah memanfaatkan puskesmas sebesar 32,02% (146), rumah sakit 2,63% (12), dokter 14,91% (68), bidan 36,62% (167) perawat 5,48% (25), diobati sendiri 6,80% (31), posyandu 0,66% (3), dukun 0,88% (4)
-          Penyakit terbanyak yang diderita di masyarakat adalah demam, diare hipertensi, rematik, thypoid gigi. Dalam waktu 1 tahun terakhir kematian penduduk sebanyak 4 orang.

2.      Keselamatan / Keamanan dan Transportasi
a.       Sanitasi Lingkungan
-          Proporsi perumahan penduduk berdasarkan keadaan ventilasi, baik sebanyak 36,25% (145), cukup 54,50% (218), kurang sebanyak 9,25% (37)
-          Proporsi perumahan penduduk berdasarkan sumber penerangan mayoritas menggunakan listrik sebesar 100% (400)
-          Proporsi perumahan penduduk berdasar pada lantai rumah yaitu plester 8,50% (34), ubin 88% (352), papan tidak ada dan tanah 3,50% (14)
-          Proporsi perumahan penduduk berdasarkan pemilikan sendiri sebanyak 99,75% (399) dan kontrak 0,25% (1)
-          Proporsi perumahan penduduk berdasarkan jenis atab mayoritas yaitu genting 100% (400)
-          Proporsi perumahan penduduk berdasar sumber air minum mayoritas sumur gali 100% (400)
-          Proporsi keluarga berdasar sumber air untuk kebersihan mayoritas menganggunakan sumur gali 100% (400)
-          Proporsi perumahan penduduk berdasarkan penyimpanan air antara lain kaleng tertutup / genthong 64,4% (292) bak terbuka 14,91% (68) tidak ada sebanyak 21,05% (96)
-          Proporsi keluarga berdasar cara penggunaan air minum mayoritas dimasak 100% (456)
-          Proporsi perumahan penduduk berdasar pengurasan tempat penampungan air dikuras kadang-kadang 57,67% (263) tidak pernah dilakukan 7,24% (33), setiap 3 – 7 hari 35,09 (160)
-          Proporsi pembuangan tinja berdasarkan jenisnya menggunakan septictank sebanyak 82,89% (378), cemplung 3,07% (14), sungai 5,20% (24), jomlang 8,56% (39), sembarang tempat 0,32% (1)
-          Proporsi pembuangan tinja berdasarkan kepemilikan, sebagian besar memiliki WC Pribadi 85,75% (391), WC umum 6,36% (29) WC kelompok 7,89% (36)
-          Proporsi pembuangan tinja berdasarkan lokasi yaitu di dalam rumah 39,91% (182) di luar rumah 60,09% (274)
-          Proporsi pembuangan limbah keluarga keluarga berdasarkan jenis pengelolaan sebagian besar dibuang digot 51,75% (236), sungai 17,98% (82), dibuang sembarangan 12,94% (59), penampungan 17,32% (79)
-          Proporsi pembuangan limbah berdasarkan saluran terbuka lancar 27,19% (124) tergenang 0,66% (3) dan saluran tertutup lancar 62,94% (287), tergenang 9,21% (42)
-          Proporsi pengelolaan sampah keluarga sebagian dibakar 80,70% (368) ditimbun 3,07% (14), di buang sembarangan 16,23% (74)

3.      Politik dan Pemerintahan
Kepemimpinan di desa Honggosoco dipimpin oleh kepala desa yang memegang pemerintahan desa. Keputusan desa menggunakan musyawarah mufakat antar perangkat desa. Kebijaksanaan pemerintahan dalam usaha kesehatan dilaksanakan oleh Puskesmas melalui kegiatan pokoknya. Selain itu terdapat pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat dan dibina oleh instituti lain seperti BKKBN yaitu Posyandu. Terdapat 1 Posyandu yang dilaksanakan setiap 1 bulan sekali RW 2.
4.      Komunikasi
Jenis komunikasi yang ada yaitu radio, TV, surat kabar dan juga majalah, bahasa yang digunakan bahasa jawa.
5.      Kesenian
Jenis rekreasi atau kesenian yang ada di RW 2 desa Honggosoco adalah seni rebana.
6.      Lingkungan fisik
a.       Geografis
Batas RW 2
Utara      : RW 2
Selatan   : Hadipolo
Barat      : Karang bener
Timur      : Hadipolo
b.      Sarana sosial budaya
Musholla   : 7 buah
Masjid       : 1
c.       Sarana sosial budaya
Tempat balai desa di dukuh Pule
Gedung pertemuan
d.      Sarana olahraga yang ada
Lapangan sepak bola

7.      Pendidikan
a.       Sumber penghasilan sebagian besar penduduk RW2 desa Honggosoco adalah sebagai buruh.
b.      Tingkat sosial ekonomi
Sebagian besar penduduk RW 2 berpenghasilan lebih dari             Rp. 150.000,- sebanyak 73,71% (583) yang berpenghasilan antara Rp. 100.000,- sampai dengan Rp. 150.000,- adalah 17,57% (139), sedangkan yang berpenghasilan kurang dari Rp. 100.000,- sebanyak 8,72% (69)

8.      Pendidikan
Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan terbanyak adalah lutus SD sebesar 29,95% (544). Belum lulus SD 11,67% (212), tidak lulus SD 0,83% (15) lulus SMP 18,94% (344), belum lulus SMP 6,61% (120), tidak lulus SMP 0,28% (5), lulus SMA 12,00% (218), belum lulus SMA 5,84% (106), tidak lulus SMA 0,50% (9), lulus perguruan tinggi 2,59% (47), belum perguruan tinggi 1,32% (24) TK sebanyak 1,16% (21) tidak sekolah/belum sekolah 8,31% (151)

B.           ANALISA DATA/DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dalam kegiatan ini akan dijelaskan analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan.
1.      Kesehatan lingkungan

a.       Analisa data
Data pendataan yang telah dilakukan terhadap kesehatan lingkungan didapatkan data sebagai berikut :
1.      Perumahan penduduk
Kondisi perumahan penduduk berdasarkan keadaan pencahayaan yang kurang pencahayaannya 9,50% (38) dari 400 jumlah rumah.
2.      Kondisi kandang
Warga RW 2 dukuh gebrongan yang memiliki kandang sekitar 16,23% (74) dari 456 jumlah KK yang ada dengan letak kandang yang menempel dengan rumah 33,78% (25) dan yang berada di dalam rumah 6,76% (5) sedangkan pengolahan limbah kandang yang dibuang di sembarang tempat 60,81% (45).
3.      Pengelolaan limbah keluarga
Limbah dibuang disungai 11,98% (82), dibuang disembarangan 12,94% (59) dari 456 jumlah KK.
4.      Cara penyimpanan dan frekuensi pengurasan air.
Penyimpanan air pada tempat terbuka sebanyak 14,91% (68), pada kaleng tertutup  atau genthong 64,04% (292) dari 456 jumlah KK sedangkan frekuensi pengurasan tempat penampungan air yang tidak pernah dilakukan 7,24% (263) dari 456 KK.
5.      Jarak pembuangan tinja dengan sumber air
Jarak kurang dari 5 meter 21,49% (98) dan jarak antara 5-10 meter 42,54% (194) dari 456 KK.
6.      Insiden Penyakit
Angka kejadian penyakit satu tahun terakhirnya ada kaitannya kesehatan lingkungan adalah diare 12,62% (41), TBC 1,23% (4), asma 1,54 (5), ISPA 1,23% (4), kulit 1,23% (4), thypoid 4,62% (15), DHF 2,76% (9), malaria 1,54% (5)
7.      Pengolahan sampah keluarga
Sampah yang dibuang sembarangan 16,23% (74)
b.      Diagnosa Keperawatan
Resiko terjadinya penyakit yang dapat ditularkan oleh vektor di RW.2 dukuh Gebrongan desa Honggosoco b.d ketidak mampuan masyarakat dalam memodifikasi lingkungan yang sehat.

2.      Kesehatan Lansia
a.       Analisa Data
-          Dari pendataan yang telah dilakukan terdapat lansia didapatkan data fokus sebagai berikut :
Jumlah lansia 141 orang, semuanya belum memiliki KMS sedangkan yang sudah memanfaatkan sarana kesehatan 79,43% (112) dan yang tidak memanfaatkan sarana kesehatan 20,57% (29). Dan terdapat 67 orang lansia yang mempunyai masalah kesehatan.
-          Insiden Penyakit
Penyakit yang banyak di derita lansia di RW. 2 desa Hongggosoco dimensia sinilis 19,40% (13), hipertensi 37,31% (25), katarak 4,48% (3), rematik 38,81% (26), DM (-)
b.      Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi meningkatnya masalah kesehatan pada lansia di RW. 2 dukuh Gerbongan desa Honggosoco b,d ketidakmampuan lansia dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan.

C.          PRIORITAS MASALAH
Dari hasil skoring di tas (dalam lampiran), maka urutan prioritas masalah sebagai berikut :
    1. Resiko tinggi terjadinya penyakit yang dapat ditularkan oleh vektor di RW.2 dukuh Gerbongan desa Honggosoco b.d ketidak mampuan masyarakat dalam memodifikasi lingkungan sehat.
    2. Resiko tinggi meningkatnya masalah kesehatan pada lansia di RW.2 dukuh gerbongan desa Honggosoco b.d ketidakmampuan lansia dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan.

D.          RENCANA KEPERAWATAN
1.      Kesehatan Lingkungan
a.       Diagnosa Keperawatan
Resiko terjadinya penyakit yang dapat ditularkan oleh vektor di RW.2 dukuh Gerbongan desa Honggosoco b.d ketidak mampuan masyarakat dalam memodifikasi lingkungan yang sehat.
b.      Tujuan
1.      Tujuan Jangka Panjang
Pada akhir tahun 2008 status kesehatan di wilayah RW 2 Gerbongan desa Honggosoco dapat mengalami  peningkatan 70% dengan kriteria baik.
2.      Tujuan Jangka Pendek
Tanggal 10 sampai dengan 2 April 2008
-          Semua masyarakat (tokoh dan kader) dapat memahami situasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan setelah diberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan selama 14 hari.
-          Adanya kerjasama yang baik dan juga kesepakatan yang baik antara masyarakat dan penyuluh kesehatan untuk membuat sanitasi lingkungan yang sehat.

c.       Rencana Intervensi
1.      Adakan pendekatan dan pertemuan dengan tokoh masyarakat atau lapisan masyarakat untuk menginformasikan temuan masalah dalam wilayah tersebut dalam masalah kesehatan lingkungan.
2.      Rencanakan pertemuan dengan masyarakat desa untuk mengadakan dan memberikan penyuluhan.
3.      Berikan penyuluhan tentang sanitasi lingkungan yang sehat, kebiasaan BAB yang sehat, perilaku yang sesuai dengan norma kesehatan dan kebiasaan dan menggunakan air bersih yang sehat pula.
4.      Buatlah kesepakatan yang baik untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
5.      Rencanakan pembentukan tempat sampah percontohan.
6.      Lakukan kebersihan lingkungan untuk memberantas sarang nyamuk, dengan kerja bakti 3 M (mengubur, menguras, menutup)

d.      Standar Evaluasi
1.      Perilaku pembuangan limbah dan sampah berubah menjadi baik dengan kondisi lingkungan yang bersih dari 30,92%, 19,30% menjadi 63,25%.
2.      Kesehatan masyarakat tentang pemberantasan sarang nyamuk meningkat, masyarakat RW 2 dukuh gerbongan desa Samirejo dapat melakukan apa saja yang disuluhkan dan dipromotori oleh mahasiswa Akper Krida Husada Kudus yaitu dengan mengadakan gerakan 3 m, serta memberantas tempat-tempat yang disukai oleh nyamuk masing-masing KK.

2.      Kesehatan Lansia
a.       Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi meningkatnya masalah kesehatan pada lansia di RW 2 dukuh Gerbongan desa Honggosoco b.d ketidak mampuan lansia dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan.

b.      Tujuan
1.      Tujuan Jangka Panjang
Pada akhir tahun 2000 diharapkan semua lansia di RW 2 memiliki KMS dan status kesehatan pada lansia dapat ditingkatkan pada kondisi kesehatan yang optimal.
2.      Tujuan Jangka Pendek
Tanggal 10 Maret sampai dengan 2 April 2008
-          Semua lansia yang hadir dalam penyuluhan dapat memahami upaya peningkatan kesehatan lansia.
-          Terbentuknya kelompok atau organisasi pada lansia.
-          Lansia memiliki KMS
-          Terbentuknya kader untuk posyandu lansia.

c.       Rencana Intervensi
1.      Lakukan pendekatan pada tokoh masyarakat tua.
2.      Berikan penyuluhan pada lansia tentang masalah kesehatan yang sering timbul pada lansia yang meliputi perubahan fisik pada lansia.
Penanggulangan sakit secara dini serta pencegahan datangnya penyakit seperti olahraga yang teratur, makan-makanan yang bergizi, mendekatkan diri pada kuasa.
3.      Berikan penjelasan tentang pentingnya memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan.
4.      Pembentukan lansia dan kader-kadernya.
5.      Pengadaan KMS pada lansia.
6.      Lakukan pemeriksaan berkala pada lansia untuk mendeteksi kemungkinan ada penyimpangan.
7.      Berikan kader lansia menyusun renacna program kegaitan poksila.
8.      Melimpahkan tugas pembinaan kelompok lansia kepada puskesmas setempat pada akhir PKL.
9.      Pembentukan dana sehat pada lansia standar evaluasi.

d.      Standar Evaluasi
-          Penyuluhan di setiap kelompok
-          Terbentuknya poksila di setiap RW di desa Honggosoco.
-          Pemilikan KMS 100%.
e.       Sasaran
Penduduk yang berusia 56 tahun ke atas.

E.           IMPLEMENTASI
Dari rencana intervensi yang telah ditetapkan, telah dilaksanakan.

F.           EVALUASI
DP I    :     Semua masyarakat baik tokoh maupun kadernya dapat menjelaskan kembali tentang kriteria sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.
1.      Dibuktikan dengan adanya pembuatan tempat sampah permanen/percontohan di RW 2 khususnya RT 1 di dukuh Gerbongan desa Honggosoco dengan swadana dari mahasiswa-mahasiswi Akper Krida Husada Kudus.
2.      Pengadaakn kerja bakti di RT 1.
DP II   :     Lansia dapat memahami tentang pentingnya upaya peningkatan kesehatan lanjut usia. Pemilikan KMS sementara belum bisa dilaksanakan namun sudah terbentuk kader lansia dan menunggu tindak lanjut dari pihak puskesmas tapi posyandu lansia sudah mulai aktif pada tanggal 1 April 2008.

BAB IV
PEMBAHASAN


Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan model konseptual keperawatan menurut Betty Newman pada masyarakat RW 2 desa Honggsoco hampir semua kesulitan komponen dapat diatasi. Hanya ada beberapa komponen mengalami kesulitan diantaranya aspek-aspek ini dalam masyarakat yaitu :
1.      Kesehatan lingkungan : dikarenakan persepsi masyarakat tentang konsep lingkungan sehat berbeda-beda terutama dalam pembuangan sampah. Sebagian penduduk RT 1 mengatakan membuang sampah ditepi sungai lebih praktis karena tidak perlu membakar terutama pada musim hujan. Pada kenyataannya pada musim penghujan sampah-sampah yang ada ditepi sungai semakin berserakan kecuali pada saat banjir sampah-sampah ikut hanyut oleh alirang sungai.
2.      Pendidikan masyarakat RW 2 dukuh gerbnongan desa Honggsoco mayoritas SD dikarenakan sarana pendidikan yang masih kurang memadai dan masih rendahnya kesadaran mayarakat. Hal ini dapat mempengaruhi pengkajian yang dilaksanakan dimana timbal balik dan respon yang muncul kurang dari persepsi yang diinginkan.
Dari respon perawatan yang telah dikemukakan dalam BAB III yang meliputi : pengkajian, analisa data, perencanaan dan pelaksanaan perawatan serta evaluasi dari Asuhan Keperawatan yang telah diberikan masyarakat RW 2 desa Honggsoco. Selanjutnya dalam BAB ini akan dibahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses perawatan tersebut.

A.          PENGKAJIAN
Gegorafi RW 2 desa Honggosoco berbentuk dataran rendah dan jarak antar RW cukup jauh dan jarak jangkauan pelayanan kesehatan cukup dekat dari desa seperti puskesmas, tenaga bidan serta mantri.
Akan tetapi di desa Honggosoco di datangi petugas puskesmas keliling sarana kesehatan lebih dekat lagi dan mudah untuk dijangkau.
Adapun layanan kesehatan bayi, balita dan ibu di RW 2 terdapat Posyandu sebagai salah satu kelompok masyarakat bidang KIA, waktu kegiatan relatif cukup lama (satu bulan sekali)
Di RW 2 dukuh Gerbongan mata pencahariaan masyarakatnya adalah sebagai buruh pabrik dengan penghasilan rata-rata di atas 150.000,- perbulan, dan ditinjau dari angka ketergantungan di dapatkan bahwa dari usia produktif yang mayoritas telah bekerja 58,26%. Hal ini sangat mempengaruhi kaitannya dengan pengambilan keputusan dalam rangka meningkatkan status kesehatan. Dikatakan bahwa status kesehatan selain dipengaruhi sistem pelayanan kesehatan juga dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan yang sehat akan mendukung perkembangan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Di samping itu juga dipengaruhi oleh karakteristik dan perilaku masyarakat tentang kesehatan. Perilaku masyarakat tentang kesehatan dan tercermin dalam sanitasi lingkungan (kurangnya ventilasi dan pencahayaan yang belum memenuhi syarat kesehatan masih 9,50%) juga didapatkan bahwa sebagian besar RW 2 dukuh Gerbongan masih belum memiliki sarana pembuangan sampah, pengolahan limbah (aliran limbah cair dan limbah padat). Masalah adanya saluran limbah yang tergenang dan sampah yang masalah dibuang disembarang tempat dan di sungai. Semua hal tersebut di atas dipengaruhi oleh tingkat pendidikan RW 2 dukuh Gerbongan yang mayoritas hanya berpendidikan SD, sehingga mengakibatkan munculnya beberapa penyakit seperti diare, TBC, Astma, ISPA, kulit, typoid, DHF, dan malaria.
Jika ditinjau dari segi kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas menunjukkan bahwa status gizi balita 88,62% telah menunjukkan garis hijau. Hal ini menunjukkan masyarakat sadar akan status gizi balita tinggi. Oleh karena itu upaya yang dilakukan oleh puskesmas perlu dipertahankan dan ditingkatkan.
Kegiatan yang belum dilakukan oleh Puskesmas adalah pengadaan Posyandu lansia dimana 100% ansia belum mempunyai KMS sehingga perlu digalakkan posyandu lansia.
Dari data-data tersebut di atas menunjukkan adanya status kesehatan masyarakat yang belum seluruhnya mempengaruhi/memenuhi syarat kesehatan. Hal ini mempengaruhi keperawatan sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang merupakan perpaduan dari praktek keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat dalam rangka peningkatan dan pemeliharaan kesehatan sehingga dapat dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :
-          Resiko terjangkitnya penyakit menular yang disebabkan oleh vektor di RW 4 dukuh Gerbongan desa Honggosoco berhubungan dengan ketidak mampuan masyarakat dalam memodifikasi lingkungan sehat.
-          Resiko tinggi meningkatnya masalah kesehatan pada lansia di RW 2 dukuh Gerbongan desa Honggosoco berhubungan dengan ketidak mampuan lansia dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan.

B.           PRIORITAS MASALAH
Untuk menentukan prioritas masalah, digunakan metode skoring yang mencakup beberapa aspek antara lain :
1.      Kesehatan program CHN  (Community Healt Nursing) masalah-masalah yang ada di masyarakat disesuaikan kompetisinya dengan program yang ada di dalam CHN.
2.      Resiko tinggi
Apabila temuan masalah dimasyarakat tidak di atasi makan dikhawatirkan akan terjadi masalah-masalah aktual yang dapat mengganggu status kesehatan masyarakat.
3.      Resiko parah
Menyangkut akibat yang akan terjadi bila masalah tidak terjadi.
4.      Potensial untuk Health Education
Temuan masalah yang ada di masyarakat dipertimbangkan alternatif pemecahannya, apakah dapat diatasi melalui pendidikan kesehatan.
5.      Keinginan atau ketertarikan masyarakat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
6.      Kesesuaian dengan Program Pemerintah
Temuan masalah yang ada di masyarakat dikaitkan dengan Program Pemerintah terutama dalam bidang pembangunan kesehatan.
7.      Kemungkinan di atasi
Faktor kesulitan dari masalah untuk diatasi.
8.      Tersedianya Sumber
-          Tempat      : Adanya ruang dan lahan
-          Waktu       : Tersedianya waktu dari masyarakat untuk mengatasi masalah
-          Dana          : Adanya sumber dana dari mahasiswa yang dapat dimanfaatkan untuk mengtasi masalah
-          Fasilitas     : Mencakup tersedianya fasilitas-fasilitas kesehatan sebagai sarana untuk membantu masyarakat mengatasi masalah
-          Petugas      : Tersedianya petugas kesehatan sebagai sumber bagi masyarakat dalam mengenali dan mengatasi masalah

C.          RENCANA MASALAH
Dalam rencana keperawatan terdiri dari 3 tahap yaitu menentukan masalah, merumuskan tujuan jangka panjang, jangka pendek yang akan dicapai dan tahap yang terakhir adalah penyusuhan rencana perawatan yang dilakukan.
-          Menentukan prioritas masalah
-          Menentukan tujuan
Tujuan difokuskan untuk membantu meningkatkan programa kesehatan yang disesuaikan dengan komunitas penduduk tersebut dengan menggunakan metode yang dapat di trerima sesuai dengan norma budayanya dan diterapkan sesuai lokasi-lokasi dan biaya dan terjangkau oleh mereka (Elizabeth T. Abderson dan Judith M.Mc Farline 1988)
Pada DP I dan II mempunyai tujuan jangka panjang dengan kriteria waktu sampai akhir tahun 2008.
Tercapainya tujuan jangka pendek pada DP I dapat terlihat adanya pemahaman masyarakat RW 2 duku Gebongan tentang kesehatan sanitasi lingkungan yang sehat dan perilaku hidup sehat serta rencana pembuatan tempat sampah percontohan yang memenuhi syarat kesehatan.
Tercapainya tujuan jangka pendek dari DP II dapat terihat dari adanya pemahaman dari lansia terhadap upaya kesehatan lansia dan kemudian Gebongan di desa Honggosoco, untuk mewujudkan KMS pada semua lansia RW 2 dukuh Gerbongan desa Honggosoco, untuk mewujudkan tujuan tersebut, di buat rencana penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman lansia terhadap kesehatannya.

D.          IMPLEMENTASI
Berdasarkan dari hasil pengkajian yang telah dilakukan maka dapat diambil suatu tindakan keperawatan. Adanya tindakan keperawatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
a.       Kesehatan lingkungan
Pada tanggal 31 Maret 2008 pukul 06.30 WIB dilaksanakan kerja bakti bersama antar warga RW 2 dan mahasiswa AKPER Krida Husada didukuh Gerbongan. Adapun faktor yang mendukung mengenai masalah ini adalah meningkatnya kesadaran dalam berpartisipasi terhadap kebersihan lingkungan dan perilaku hidup sehat serta adanya dukungan dari tokoh masyarakat setempat.
Peran serta masyarakat dalam implementasi bagi kami sangat berguna sekali karena kegiatan ini berguna untuk merubah lingkungan menjadi sehat.


b.      Kesehatan Lansia
Hambatan berupa belum adanya kepemilikan KMS lansia dikarenakan program lansia di Puskesmas wilayah tersebut sudah ada tetapi kadernya belum aktif mengakitbatkan menurunnya kesadaran lansia untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
Selain itu juga kami melaksanakan penyuluhan kesehatan dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat di RW 2 dukuh Gerbongan, yaitu :
-
Tanggal 20-03-08
Acara
Pelaksana
:
:
:
Kumpulan jamiyyah bapak-bapak RT 2 & 7
Penyuluhan tentang penyakit flu burung
1.      Eko Dwiyanto
2.      Dody Irawan
-
Tanggal 21-03-08
Acara

Pelaksana
:
:

:
Kumpulan jamiyyah ibu-ibu RT 2,3,7
Penyuluhan tentang penyakit TBC dan kesehatan lingkungan
1.      Ika.S
2.      Dwi L
-
Tanggal 23-03-08
Acara

Pelaksana
:
:

:
Murid-murid kelas 2-6 SD Honggosoco VI
Lomba dan kerja bakti sekitar lingkungan sekolah bersama guru dan mahasiswa
Semua mahasiswa dan guru serta murid-murid.
-
Tanggal 24-03-08
Acara
Pelaksana
:
:
:
Murid kelas 6 SD Honggosoco VI
Penyuluhan tentang penyakit DHF
1.      Uswatun Khasanah
2.      Nana L
-
Tanggal 25-03-08
Acara
Pelaksana
:
:
:
Kumpulan jamiyyah remaja putri RT 1
Penyuluhan tentang sex education
1.      Ika R
2.      Dwi L
-
Tanggal 26-03-08
Acara
Pelaksana
:
:
:
Remaja Musholla RT. 2
Penyuluhan tentang narkoba
1.      Dandy. S
2.      Nana. L
-
Tanggal 27-03-08
Acara
Pelaksana
:
:
:
Kumpulan jamiyyah ibu-ibu RT. 4,5,7
Tentang PD 31
1.      Nana. L
2.      Uswatun Khasanah. kh
-
Tanggal 28-03-08
Acara
Pelaksana
:
:
:
Kumpulan jamiyyah ibu-ibu RT 4,5
Penyuluhan tentang keluarga berencana (KB)
1.      Ika R
2.      Ika S
-
Tanggal 29-03-08
Acara
Pelaksana
:
:

:
Remaja musholla RT. 2
Penyuluhan tentang ibu hamil
1.      Uswatun.
2.      Eko. D
-
Tanggal 28-03-08
Acara



Pelaksana
:
:
:
Ibu-ibu RW 2 dan balita
Penyuluhan posyandu
-          Penyuluhan tentang tumbang
-          Penyuluhan gizi balita
-          Penyuluhan tentang diare
1.      Dody. I
2.      Ika. S
3.      Ika. R
4.      Dwi. L
5.      Nana. L
6.      Uswatun. Kh
-
Tanggal 30-03-08
Acara
Pelaksana
:
:
:
Kumpulan ibu-ibu RT 2 di Musholla
Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
1.      Uswatun. Kh
2.      Ika. S

Acara Bersih RW 2 Dukuh Gerbongan Honggosoco
No
Hari / Tanggal
Jam
Tempat
Pelaksana
1.
Minggu
23-03-08
09.00
SD VI Honggosoco
Semua mahasiswa
Pos 2
2.
Senin
07.00
RW 2
Semua mahasiswa ditambah dengan warga sekitar

BAB V
PENUTUP


A.          KESIMPULAN
1.      Berdasarkan hasil pendataan dan MMD (Musyawarah Mufakat Desa), ditemukan dan disepakati dua masalah yang ada di desa Honggosoco, yaitu :
a.       Kesehatan lingkungan
b.      Kesehatan lansia
2.      Dalam mengatasi masalah kesehatan tersebut digunakan strategi komunitas yaitu melalui penyuluhan-penyuluhan kesehatan, tindakan preventif dan peran serta masyarakat.
3.      Kendala-kendala yang dihadapi di dalam memecahkan masalah kesehatan di atas adalah :
a.       Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah
b.      Kurangnya kesadaran masyarakat akan kesehatan lingkungan dan kesehatan lansia
4.      Pencapaian hasil kegiatan berupa adanya perubahan perilaku kesehatan dalam bidang kesehatan yang diikuti dengan kerja bakti bersama dan pembuatan tempat sampah percontohan di RT. 1 RW. 2 dan memberikan penyuluhan-penyuluhan di masyarakat tentang kesehatan lingkungan dan pentingnya kesehatan lansia, yang semuanya itu diharapkan akan menjadikan masyarakat menyontoh perilaku kesehatan lingkungan yang telah diajarkan oleh mahasiswa.

B.           REKOMENDASI
1.      Kesehatan lingkungan
Pada masalah kesehatan lingkungan menurut masalah keperawatan resiko tinggi terjadinya penyakit yang dapat ditularkan oleh vektor di RW.2 dukuh Gerbongan desa Honggosoco berhubungan dengan ketidakmampuan masyarakat dalam memodifikasi lingkungan yang sehat. Untuk mengantisipasi terjangkitnya penyakit yang disebabkan oleh vektor di desa Honggosoco, maka dilakukan kegiatan berupa penyuluhan sanitasi lingkungan pembuatan tempat sampah, pemberantasan sarang nyamuk. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut kami menggunakan strategi :
a.       Promosi kesehatan
Dilakukan untuk meningkatkan kesehatan dan pengetahuan masyarakat akan arti pentingnya tempat sampah, kebersihan lingkungan, pembuangan sampah yang benar, pemberantasan sarang nyamuk, dalam hal ini dilakukan penyuluhan kesehatan tentang penyakit yang di keluarkan oleh vektor, pengolahan sampah.
b.      Peran serta masyarakat
Peran serta masyarakat sangat dominan dalam implementasi sumber daya yang ada dalam masyarakat dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan, misalnya dalam kerja bakti membersihkan lingkungan.

2.      Kesehatan lansia
Dalam kesehatan lansia muncul masalah kesehatan dalam keperawatan resiko tinggi meningkatnya masalah kesehatan pada lansia di RW.2 dukuh Gerbongan desa Honggosoco berhubungan dengan ketidak mampuan lansia dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Untuk mencegah terjadinya peningkatan masalah kesehatan pada lansia di desa Honggosoco khususnya di RW.2 kami membentuk kader posyandu lansia tapi kami belum dapat merealisasikannya.


DAFTAR PUSTAKA


Wendy Burger, MS, RN,C. 1983. Community Health Nursing Philosophy, Proces Practice, Appleton, Century Crofst/Norwark, Connecticut.

Nasrul Fendy, Drs. 1995. Perawatan Kesehatan Msyarakat. Penerbit Buku Kedokteran. EGC : Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar